Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah.
Nabi Muhammad diutus dengan al-Qur’an
sebagai penyangga utamanya. Oleh karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai
dengan kesusastraan. Maka, al-Qur’an diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim
dipakai masyarakatnya. Itu semua didasarkan yaitu
·
untuk menyesuaikan diri dengan tradisi
masyarakatnya (agar komunikatif).
Dalam
menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui gangguan dan rintangan
yang keras. Rintangan itu dapat berupa ancaman pembunuhan dari masyarakat kafir
Quraisy. Oleh karena beratnya penderitaan yang ditanggung kaum muslimin, Nabi
Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke Ethiopia. Pemimpin
negeri Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran islam yang dituntut
oleh kaum Quraisy.
Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama
berdakwah di Mekkah, sampai kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa
orang utusan dari masyarkat kota Yastrib, yang tidak berapa lama kemudian
mengantarkannya berhijrah ke Madinah. Di tempat baru ini, beliau membangun
masyarakat dan meneruskan dakwahnya. Ia menyebut pernduduk asli
dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi disebut Muhajirin.
Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal
di Madinah hingga akhirnya ia dan kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan
menaklukan kota Mekkah dan membebaskan Ka’bah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan
diambil alih oleh para khalifah. Mulai dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang
disebut sebagai masa al-Khualafa’ al-Rashidun. Berikut ini adalah urutan
khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat, yaitu :
a) Abu
Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)
Kebijakan
pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan golongan
orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul SAW
dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang sebelumnya
sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang kewafatannya. Ia
juga berhasil mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang berserakan
pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain atau kulit
binatang.
b) Umar
bin Khattab (w. 644 M/23 H)
Pada masa pemerintahannya ia melakukan
ekspansi ke negeri Persia, Iraq, Palestina, Syria hingga Mesir. Hal ini ia
lakukan demi membebaskan wilayah jajahan-jajahan tersebut dari jajahan Romawi.
Ia meninggal di usia 63 tahun akibat dibunuh oleh Abu Lu’luah al-Majusi yang
berasal dari Persia.
c) Usman
bin Affan (w. 656 M/35 H)
Pada
masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk bacaan
yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah islam
ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di Afganistan.
Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya. Usman meninggal dunia dalam usia
82 tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas
kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.
d) Ali
bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi
Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan setelah terbunuhnya Usman.
Rakyat menuntutnya untuk segera menghukum pembunuh Usman. Itu sulit
diwujudkan,karena kondisi negara yang tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu
memerangi kelompok pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang
Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin
pimpinan Mu’awiyah. Dalam perang Siffin, Ali menerima arbitrasi yang
menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang yang lain
menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij yang
bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh
para khalifah, pemerintahan islam itu berganti menjadi Monarchy
heredits (kerajaan turun-temurun). Dinasti-dinastinya terdiri dari :
Ø Dinasti
Amawi (Bani Ummayah)
Dinasti Amawi adalah dinasti pertama
dalam islam yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan (w.661 M/41 H). Ia
mengangkat puteranya Yazid sebagai putera mahkota dan menjadikan Damaskus di
Syria sebagai ibukota islam dan pusat pemerintahannya.
Dinasti ini mencapai puncak kejayaan
pada masa al-Walid (w.715 M/96 H). Ia melanjutkan ekspansi islam jilid II
hingga mencapai Asia kecil, Asia tengah, Afrika Utara dan Eropa. Sedang Umar
bin’ Abd al-Azis (w.720 M/101 H) adalah khalifah yang terkenal dengan ketaqwaan
dan kejujurannya. Sampai-sampai ia dijuluki sebagai khalifah ketiga setelah Abu
Bakar dan Umar. Kebijakannya yang paling kontroversial adalah :
1.
Mengembalikan harta kekayaan yang dimiliki keluarganya dan bahkan istrinya ke
Bayl Mal al-Muslimin,
2. Menghapus upeti yang
dipungut dari Ahl ad-Dhimmah yang sudah masuk islam,
3.
Menurunkan nilai pajak yang harus dibayar kaum muslimin, terutama kaum mawali
(kaum muslim non-Arab dari Persia).
4.
Membela yang kecil dan penghapusan diskriminasi social yang menyebabkan banyak
orang yang memeluk islam.
Masa kekuasaan Dinasti Amawi berlangsung
selama 91 tahun. Kemudian dinasti tersebut mengalami keruntuhan. Penyebab utama
keruntuhan dinasti itu adalah :
1. Faktor
intern, Faktor itu berupa adanya persaingan dan perebutan kekuasaan diantara
para keluarga khalifah
2. Faktor
ekstern, Yaitu adanya perselisihan dan perebutan pengaruh yang cenderung
mengarah pada fanatisme golongan antara orang Arab Mudariyah di utara dan Yamaniyah
di selatan; ketidaksenangan rakyat atas perilaku khalifah dan keluarganya yang
mengabaikan nasib rakyat.
Meskipun demikian, Dinasti ini
memberikan kontribusi yang besar dalam memperluas wilayah islam. Dari Maroko
inilah ekspansi ke Eropa dimulai ketika Tariq bin ziyad mendarat di daerah
pegunungan Gibraltar di Spanyol.
Ø Dinasti
Abbasiyah (Bani Abbasiyah)
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu
al-Abbas al-Saffah (w. 754 M/ 136 H). Pengganti al-Saffah adalah Abu Ja’far
al-Mansur (w. 776 M/158 H). Ia bisa dikatakan sebagai pembina dan peletak dasar
dinasti yang sebenarnya. Karena pada massanya ia menumpas pemberontak yang
terjadi di semua kekuasaan islam. Puncak kejayaannya yaitu pada masa Khalifah
Harun al-Rashid (w. 809 M/193 H). Karena pada masa pemerintahannya ia
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan keperluan sosial. Contohnya yaitu
dibangunnya rumah sakit.
Penggantinya yaitu al-Amin (w. 813 M/198
H). ia mati terbunuh karena korban fitnah antara dirinya dengan saudaranya
al-Ma’mun. al-Ma’mun mempunyai perhatian yang sangat besar pada peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya yaitu ia membangun gedung pendidikan
dan sekolah. Pada masanya, Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
Pengganti selanjutnya yaitu al-Mu’tasim.
Dan inilah awal mula malapetaka yang menyebabkan Bani Abbasiyah mengalami
kemunduran Drastis menuju pada kehancurannya.
Terdapat perbedaan mendasar antara
Dinasti Amawi dan Abbasiyah. Pertama, Amawi lebih mendahulukan solidaritas
arabnya, sedang Abbasiyah lebih condong kepada kaum mawali Persia sebagai
kekuatan pendukungnya. Kedua, Amawi lebih mementingkan perluasan wilayah islam,
sedang Abbasiyah lebih mementingkan ilmu pengetahuan.
Dapat disimpulkan bahwa periode klasik
terbagi menjadi dua. Periode pertama yaitu masa kemajuan islam yang terjadi
mulai sekitar tahun 650 M – 1000 M. Sedangkan periode kedua yaitu masa kemuduran
yang dimulai tahun 1000 M – 1258 M yang ditandai dengan runtuhnya Baghdad.
B. Periode
Pertengahan (1250-1800 M.)
Pada periode ini terjadi dua masa
kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar. Turki
Utsmani, Dawlah Shafawiyah, dan Dawlah Mongoliyah di India. Fase tiga
Kerajaan Besar mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M. dan mengalami
kemunduran kembali pada 1700-1800 M.
Turki Usmani atau yang juga disebut
dengan daulah usmaniyah berasal dari suatu kabilah yang hidup di turkistan,
dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Daulah ini berdiri pada tahun 1300 M di Asia
kecil oleh Usman di atas puing-puing kesultanan Saljuk. Daulah ini juga
berhasil menjadikan Islam kembali berdiri gagah dan dapat menyambung usaha
serta kemegahan yang lama sampai kepermulaan abad XX ini.
Di
tengah kejayaannya separuh dari wilayah daulah Usmaniyah Eropa yang beribu
kotakan Konstantinopel, Eropa, yang merupakan salah satu pusat peradaban Barat
pada zam pertengahan. Maka tidak heran lagi kalau daulah Usmaniyah sedikit
banyak terpengaruhi oleh kondisi Eropa. Kekuasaan terakhir yang yang pernah
dilakukan oleh daulah Usmaniyah adalah mampu menguasai daerah Eropa sampai
benteng Wina dengan sultan Sulaiman Agung (1520-1968 M) setelah itu daulah
Usmaniyah mengalami kemunduran yang salah satu faktornya adalah ditemukannya
jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan oleh bangsa Portugis sehingga semua
hubungan perdagangan antara Timur dan Barat yang semula lewat Jalur Tengah yang
dikuasai oleh daulah Usmaniyah sepenuhnya berpindah melalui jalur Tanjung
Pengharapan, sehingga yang mulanya keuntungan diambil oleh daulah Usmaniyah
yang digunakan sebagai segala pembiayaan kekayaan daulah beralih menjadi milik
bangsa Portugis.
Ditambah ditemukannya benua Amerika oleh
bangsa Spanyol dan adanya semangat baru berasal dari pemikiran dan intelektual
yang diwarisi dari kebudayaan Islam telah mengantarkan Eropa kearah kemajuan,
sebaliknya mendorong dunia Timur, daulah Usmaniyah khususnya mengalami
kemunduran yang mulai tampak setelah tentara Usmaniyah yang berada di benteng
Wina mengalami kekalahan pada tahun 1683 M. Kekalahan itu berlanjut sehingga
ditandanganinya perjanjian Carlowiz 1699 M, daulah Usmaniyah harus menyerahkan
Hongaria kepada Australia, Podolia kepada Polandia dan Arov kepada Rusia.
Kemunduran tersebut tidak bisa ditanggulangi karena krisisnya ulama dan ilmuan
Islam serta minimnya sumber dana pada waktu itu.
C.
Peridoe Modern (1800- sekarang)
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan
Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801.
membuka mata dunia Islam, terutama Turki
dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan
kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan
untuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan membahayakan
Islam. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam
dengan Barat di periode klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan Barat
sedang dalam kegelapan. Sekarang, sebaliknya Islam dalam kegelapan dan Barat
sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang
disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam.
Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat
umat Islam maju kembali sebagai di periode klasik. Usaha-usaha ke arah itupun
mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam dengan melakukan berbagai
pembaharuan.
1. Kerajaan dan
Negara Islam Beserta Era Pembaharuannya
a. Kerajaan
Mughal India
Setalah
kerajaan Munghal India mengalami kemunduran, kekuasaan berada sepenuhnya di
tangan kolonial Inggris, bahkan biaya hidup raja di Munghal India diberikan
oleh kolonial Inggris, sehingga menjadikan kerajaan Munghal pada waktu itu
sebagai simbol dan lambang belaka. Hingga akhirnya terjadilah perlawanan
terhadap kolonial Inggris yang dilakukan oleh Shah Abdul Azizi dengan para
muridnya setelah sebelumnya muncul ide pembaharuan diseluruh India yang dicetuskan
oleh guruya sendiri Shah Waliullah Dehalwi pada abad ke-18. Perlawanan tersebut
dilakukan untuk membersihkan ajaran-ajaran agama yang bukan dari Islam. Ia
berprinsip daerah-daerah yang dikuasai selain Islam, harus segera direbut
kembali. Namun, akhirnya dia terbunuh dalam sebuah pertempuran di Balakot.
Setelah itu muncullah tokoh baru Islam
di India yaitu Sayyid Ahmad Khan. Ia mengajak umat Islam untuk belajar bahasa
Inggris, dan melakukan politik kompromi dengan Inggris. Dalam berbagai tulisan,
seminar dan pidato, Ahmad Khan menyampaikan misinya yaitu menginginkan agar
umat Islam mendirikan Negara sendiri, jangan bercampur dengan umat Hindu.
Karena umat Islam akan tersisih menjadi minoritas.
Pada
1885, orang India bergabung dengan partai politk all Indian National Congress,
tujuannya adalah untuk mendapatkan kemerdekaan, baik kelompok Islam maupun non
muslim dalam satu wadah. Namun, tokoh-tokoh muslim mulai berpikir kembali bahwa
umat Islam di India harus memiliki Negara sendiri, maka terbentuklah Partai
Liga Muslim pada tahun 1906 di Dhaka atas prakarsa Nawab Vikarul Mulk dan Sir
Salimullah.
Usaha tersebut tidak sia-sia. Pada 15
Agustus 1947, mendapatkan tujuan yang dimaksud, yaitu memperoleh kemerdekaan
dan mendirikan negara sendiri yang berbasis Islam. Negara itu dinamai
Pakistan, dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
b. Mesir
Mesir mulai zaman modern ketika terjadi
persinggungan antara Barat (perancis) dan Mesir dengan ekspedisi Napoleon
tahun 1798. Ketika Perancis angkat kaki dari Mesir pemerintahan diganti oleh
Muhammad Ali Pasya sebagai gubernur Turki Usmani. Ia memulai memodernisir
Mesir, terutama di bidang militer dan berkuasa hingga tahun 1848 yang kemudian
digantikan oleh anaknya, Ibrahim Pasya.
Tahun 1882 terjadi pemberontakan Urabi
Pasya terhadap Inggris yang menguasai Mesir. Negeri lembah Nil itu baru merdeka
dari Inggris tahun 1922. keturunan Muhammad Ali Pasya berkuasa di Mesir hingga
tahun 1953, ketika Mesir dipimpin oleh Raja Faruq. Kemudian digantikan oleh
Muhammad Naguib dan Mesir berubah menjadi negara Republik. Ia menggalang
persatuan dengan Syiria yang diberi nama Republik Persatuan Arab pada tahun
1958. Namun, persatuan itu tidak lama, hanya sampai September 1961.
a) Tokoh-Tokoh
Pembaharuan di Mesir dan pemikirannya
Adapun
tokoh-tokoh pembaharuan islam di mesir adalah :
Ø Muhammad
Ali Pasya
Muhammad Ali, adalah seorang keturunan
Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir
pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok, dari kecil
Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tidak memperoleh kesempatan untuk masuk
sekolah dengan demikian dia tidak pandai membaca maupun menulis. Meskipun ia
tak pandai membaca atau menulis, namun ia adalah seorang anak yang cerdas dan
pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya baik dalam bidang militer ataupun
sipil yang selalu sukses.
b) Tokoh
Pembaharuan Turki dan Pemikirannya
Adapun tokoh-tokoh
pembaharuan islam di turki adalah :
Ø Mustafa
Kemal Ataturk
Mustafa Kemal lahir
pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal dengan nama Mustafa Kemal
Pasya. Dan dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki).
Beliau juga mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan. Julukan ini
diberikan ketika beliau dengan gemilang membawa Turki kepada kemenangan dalam
perang kemerdekaan melawan Yunani, Mustafa Kemal dielu-elukan dan dipanggil
dengan gelar kehormatan Ghazi.
0 komentar:
Posting Komentar