Home » » Periodesasi Sejarah Dalam Islam

Periodesasi Sejarah Dalam Islam

Written By Husaini on Kamis, 04 Desember 2014 | 17.27


A.    Periode Klasik

Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah. 
Nabi Muhammad diutus dengan al-Qur’an sebagai penyangga utamanya. Oleh karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai dengan kesusastraan. Maka, al-Qur’an diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai masyarakatnya. Itu semua didasarkan yaitu  
·         untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya (agar komunikatif).
·         untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah.
Dalam menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui gangguan dan rintangan yang keras. Rintangan itu dapat berupa ancaman pembunuhan dari masyarakat kafir Quraisy. Oleh karena beratnya penderitaan yang ditanggung kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke Ethiopia. Pemimpin negeri Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran islam yang dituntut oleh kaum Quraisy.
Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama berdakwah di Mekkah, sampai kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa orang utusan dari masyarkat kota Yastrib, yang tidak berapa lama kemudian mengantarkannya berhijrah ke Madinah. Di tempat baru ini, beliau membangun masyarakat dan meneruskan dakwahnya. Ia menyebut pernduduk asli dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi disebut Muhajirin.
Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia dan kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota Mekkah dan membebaskan Ka’bah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah. Mulai dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa al-Khualafa’ al-Rashidun. Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat, yaitu :
a)      Abu Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul SAW dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang sebelumnya sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang kewafatannya. Ia juga berhasil mengumpulkan Al-Qur’an  dalam satu mushaf yang berserakan pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain  atau kulit binatang.
b)      Umar bin Khattab (w. 644 M/23 H)
Pada masa pemerintahannya ia melakukan ekspansi ke negeri Persia, Iraq, Palestina, Syria hingga Mesir. Hal ini ia lakukan demi membebaskan wilayah jajahan-jajahan tersebut dari jajahan Romawi. Ia meninggal di usia 63 tahun akibat dibunuh oleh Abu Lu’luah al-Majusi yang berasal dari Persia.
c)      Usman bin Affan (w. 656 M/35 H)
Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk bacaan yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah islam ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di Afganistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya. Usman meninggal dunia dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.
d)     Ali bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara yang tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu’awiyah. Dalam perang Siffin, Ali menerima arbitrasi yang menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh para khalifah, pemerintahan islam itu berganti menjadi Monarchy heredits (kerajaan turun-temurun). Dinasti-dinastinya terdiri dari :
Ø  Dinasti Amawi (Bani Ummayah)
Dinasti Amawi adalah dinasti pertama dalam islam yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan (w.661 M/41 H). Ia mengangkat puteranya Yazid sebagai putera mahkota dan menjadikan Damaskus di Syria sebagai ibukota islam dan pusat pemerintahannya.
Dinasti ini mencapai puncak kejayaan pada masa al-Walid (w.715 M/96 H). Ia melanjutkan ekspansi islam jilid II hingga mencapai Asia kecil, Asia tengah, Afrika Utara dan Eropa. Sedang Umar bin’ Abd al-Azis (w.720 M/101 H) adalah khalifah yang terkenal dengan ketaqwaan dan kejujurannya. Sampai-sampai ia dijuluki sebagai khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar. Kebijakannya yang paling kontroversial adalah :
1.   Mengembalikan harta kekayaan yang dimiliki keluarganya dan bahkan istrinya ke Bayl Mal al-Muslimin,
2.   Menghapus upeti yang dipungut dari Ahl ad-Dhimmah yang sudah masuk islam,
3.   Menurunkan nilai pajak yang harus dibayar kaum muslimin, terutama kaum mawali (kaum muslim non-Arab dari Persia).
4.   Membela yang kecil dan penghapusan diskriminasi social yang menyebabkan banyak orang yang memeluk islam.
Masa kekuasaan Dinasti Amawi berlangsung selama 91 tahun. Kemudian dinasti tersebut mengalami keruntuhan. Penyebab utama keruntuhan dinasti itu adalah :
1.      Faktor intern, Faktor itu berupa adanya persaingan dan perebutan kekuasaan diantara
para keluarga khalifah
2.      Faktor ekstern, Yaitu adanya perselisihan dan perebutan pengaruh yang cenderung mengarah pada fanatisme golongan antara orang Arab Mudariyah di utara dan Yamaniyah di selatan; ketidaksenangan rakyat atas perilaku khalifah dan keluarganya yang mengabaikan nasib rakyat.
Meskipun demikian, Dinasti ini memberikan kontribusi yang besar dalam memperluas wilayah islam. Dari Maroko inilah ekspansi ke Eropa dimulai ketika Tariq bin ziyad mendarat di daerah pegunungan Gibraltar di Spanyol.
Ø  Dinasti Abbasiyah (Bani Abbasiyah)
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu al-Abbas al-Saffah (w. 754 M/ 136 H). Pengganti al-Saffah adalah Abu Ja’far al-Mansur (w. 776 M/158 H). Ia bisa dikatakan sebagai pembina dan peletak dasar dinasti yang sebenarnya. Karena pada massanya ia menumpas pemberontak yang terjadi di semua kekuasaan islam. Puncak kejayaannya yaitu pada masa Khalifah Harun al-Rashid (w. 809 M/193 H). Karena pada masa pemerintahannya ia meningkatkan kesejahteraan rakyat dan keperluan sosial. Contohnya yaitu dibangunnya rumah sakit.
Penggantinya yaitu al-Amin (w. 813 M/198 H). ia mati terbunuh karena korban fitnah antara dirinya dengan saudaranya al-Ma’mun. al-Ma’mun mempunyai perhatian yang sangat besar pada peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya yaitu ia membangun gedung pendidikan dan sekolah. Pada masanya, Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Pengganti selanjutnya yaitu al-Mu’tasim. Dan inilah awal mula malapetaka yang menyebabkan Bani Abbasiyah mengalami kemunduran Drastis menuju pada kehancurannya.
Terdapat perbedaan mendasar antara Dinasti Amawi dan Abbasiyah. Pertama, Amawi lebih mendahulukan solidaritas arabnya, sedang Abbasiyah lebih condong kepada kaum mawali Persia sebagai kekuatan pendukungnya. Kedua, Amawi lebih mementingkan perluasan wilayah islam, sedang Abbasiyah lebih mementingkan ilmu pengetahuan.
Dapat disimpulkan bahwa periode klasik terbagi menjadi dua. Periode pertama yaitu masa kemajuan islam yang terjadi mulai sekitar tahun 650 M – 1000 M. Sedangkan periode kedua yaitu masa kemuduran yang dimulai tahun 1000 M – 1258 M yang ditandai dengan runtuhnya Baghdad.


B.     Periode Pertengahan (1250-1800 M.)

Pada periode ini terjadi dua masa kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar. Turki Utsmani, Dawlah Shafawiyah, dan Dawlah Mongoliyah di India. Fase tiga Kerajaan Besar mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M. dan mengalami kemunduran kembali pada 1700-1800 M.
Turki Usmani atau yang juga disebut dengan daulah usmaniyah berasal dari suatu kabilah yang hidup di turkistan, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Daulah ini berdiri pada tahun 1300 M di Asia kecil oleh Usman di atas puing-puing kesultanan Saljuk. Daulah ini juga berhasil menjadikan Islam kembali berdiri gagah dan dapat menyambung usaha serta kemegahan yang lama sampai kepermulaan abad XX ini.
Di tengah kejayaannya separuh dari wilayah daulah Usmaniyah Eropa yang beribu kotakan Konstantinopel, Eropa, yang merupakan salah satu pusat peradaban Barat pada zam pertengahan. Maka tidak heran lagi kalau daulah Usmaniyah sedikit banyak terpengaruhi oleh kondisi Eropa. Kekuasaan terakhir yang yang pernah dilakukan oleh daulah Usmaniyah adalah mampu menguasai daerah Eropa sampai benteng Wina dengan sultan Sulaiman Agung (1520-1968 M) setelah itu daulah Usmaniyah mengalami kemunduran yang salah satu faktornya adalah ditemukannya jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan oleh bangsa Portugis sehingga semua hubungan perdagangan antara Timur dan Barat yang semula lewat Jalur Tengah yang dikuasai oleh daulah Usmaniyah sepenuhnya berpindah melalui jalur Tanjung Pengharapan, sehingga yang mulanya keuntungan diambil oleh daulah Usmaniyah yang digunakan sebagai segala pembiayaan kekayaan daulah beralih menjadi milik bangsa Portugis.
Ditambah ditemukannya benua Amerika oleh bangsa Spanyol dan adanya semangat baru berasal dari pemikiran dan intelektual yang diwarisi dari kebudayaan Islam telah mengantarkan Eropa kearah kemajuan, sebaliknya mendorong dunia Timur, daulah Usmaniyah khususnya mengalami kemunduran yang mulai tampak setelah tentara Usmaniyah yang berada di benteng Wina mengalami kekalahan pada tahun 1683 M. Kekalahan itu berlanjut sehingga ditandanganinya perjanjian Carlowiz 1699 M, daulah Usmaniyah harus menyerahkan Hongaria kepada Australia, Podolia kepada Polandia dan Arov kepada Rusia. Kemunduran tersebut tidak bisa ditanggulangi karena krisisnya ulama dan ilmuan Islam serta minimnya sumber dana pada waktu itu.

C.      Peridoe Modern (1800- sekarang)
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801.
membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat di periode klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang, sebaliknya Islam dalam kegelapan dan Barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali sebagai di periode klasik. Usaha-usaha ke arah itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam dengan melakukan berbagai pembaharuan.
1.    Kerajaan dan Negara Islam Beserta Era Pembaharuannya
a.    Kerajaan Mughal India
Setalah kerajaan Munghal India mengalami kemunduran, kekuasaan berada sepenuhnya di tangan kolonial Inggris, bahkan biaya hidup raja di Munghal India diberikan oleh kolonial Inggris, sehingga menjadikan kerajaan Munghal pada waktu itu sebagai simbol dan lambang belaka. Hingga akhirnya terjadilah perlawanan terhadap kolonial Inggris yang dilakukan oleh Shah Abdul Azizi dengan para muridnya setelah sebelumnya muncul ide pembaharuan diseluruh India yang dicetuskan oleh guruya sendiri Shah Waliullah Dehalwi pada abad ke-18. Perlawanan tersebut dilakukan untuk membersihkan ajaran-ajaran agama yang bukan dari Islam. Ia berprinsip daerah-daerah yang dikuasai selain Islam, harus segera direbut kembali. Namun, akhirnya dia terbunuh dalam sebuah pertempuran di Balakot.
Setelah itu muncullah tokoh baru Islam di India yaitu Sayyid Ahmad Khan. Ia mengajak umat Islam untuk belajar bahasa Inggris, dan melakukan politik kompromi dengan Inggris. Dalam berbagai tulisan, seminar dan pidato, Ahmad Khan menyampaikan misinya yaitu menginginkan agar umat Islam mendirikan Negara sendiri, jangan bercampur dengan umat Hindu. Karena umat Islam akan tersisih menjadi minoritas.
Pada 1885, orang India bergabung dengan partai politk all Indian National Congress, tujuannya adalah untuk mendapatkan kemerdekaan, baik kelompok Islam maupun non muslim dalam satu wadah. Namun, tokoh-tokoh muslim mulai berpikir kembali bahwa umat Islam di India harus memiliki Negara sendiri, maka terbentuklah Partai Liga Muslim pada tahun 1906 di Dhaka atas prakarsa Nawab Vikarul Mulk dan Sir Salimullah.
Usaha tersebut tidak sia-sia. Pada 15 Agustus 1947, mendapatkan tujuan yang dimaksud, yaitu memperoleh kemerdekaan dan mendirikan negara sendiri yang berbasis Islam.  Negara itu dinamai Pakistan, dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.

b.    Mesir
Mesir mulai zaman modern ketika terjadi persinggungan antara Barat (perancis) dan Mesir dengan ekspedisi Napoleon  tahun 1798. Ketika Perancis angkat kaki dari Mesir pemerintahan diganti oleh Muhammad Ali Pasya sebagai gubernur Turki Usmani. Ia memulai memodernisir Mesir, terutama di bidang militer dan berkuasa hingga tahun 1848 yang kemudian digantikan oleh anaknya, Ibrahim Pasya.
Tahun 1882 terjadi pemberontakan Urabi Pasya terhadap Inggris yang menguasai Mesir. Negeri lembah Nil itu baru merdeka dari Inggris tahun 1922. keturunan Muhammad Ali Pasya berkuasa di Mesir hingga tahun 1953, ketika Mesir dipimpin oleh Raja Faruq. Kemudian digantikan oleh Muhammad Naguib dan Mesir berubah menjadi negara Republik. Ia menggalang persatuan dengan Syiria yang diberi nama Republik Persatuan Arab pada tahun 1958. Namun, persatuan itu tidak lama, hanya sampai September 1961.

a)      Tokoh-Tokoh Pembaharuan di Mesir dan pemikirannya
Adapun tokoh-tokoh pembaharuan islam di mesir adalah :
Ø  Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok, dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tidak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai membaca maupun menulis. Meskipun ia tak pandai membaca atau menulis, namun ia adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya baik dalam bidang militer ataupun sipil yang selalu sukses.
b)      Tokoh Pembaharuan Turki dan Pemikirannya
Adapun tokoh-tokoh pembaharuan islam di turki adalah :

Ø  Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal dengan nama Mustafa Kemal Pasya. Dan dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Beliau juga mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan. Julukan ini diberikan ketika beliau dengan gemilang membawa Turki kepada kemenangan dalam perang kemerdekaan melawan Yunani, Mustafa Kemal dielu-elukan dan dipanggil dengan gelar kehormatan Ghazi.




Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar



 
Support : Your Link
Copyright © 2013. Gudang Ilmu - All Rights Reserved
Share by BIT Templates | CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger